Saturday, May 21, 2016

Enggak Ada Baking Soda, Adanya Soda Kue…! (WTF)

Hati-hati menggunakan Bahasa Inggris dalam keseharian, terutama ketika kita menggunakannya untuk berbicara dengan orangtua yang tidak terlalu akrab dengan bahasa asing. Ini pengalaman saya sendiri ketika meminta si mamah membelikan salah satu bumbu dapur bernama soda kue atau dalam Bahasa Inggris disebut baking soda.


Saat pulang dari pasar, si mamah bilang enggak ada yang jual baking soda di pasar tradisional dekat rumah. Usut punya usut, ternyata si mamah menanyakan ke penjual toko kelontong di pasar baking soda, bukan soda kue. Sayang sekali bahkan penjual di pasar tradisional pun enggak ada yang mengerti kalau baking soda itu sebenarnya adalah soda kue.

Jadi, miskomunikasi itu terus terjadi antara saya, mamah saya, dan pedagang di pasar. Selama sebulan lebih saya menunggu-nunggu bahan pengembang kue itu dibelikan mamah saya, tapi tak kunjung tiba di rumah. Dan yang lebih anehnya lagi, ada pedagang yang bilang begini, “baking soda adanya di toko kimia bu, enggak ada  yang jual  di pasar sini, itu buat bahan bikin odol…!”

Well, memang benar sih, saya jadi teringat ada iklan odol merek peps*dent yang mengusung baking soda sebagai salah satu bahan andalan untuk pemutih gigi. Sampai pada suatu malam saya bilang ke si mamah, “masak sih enggak ada yang jual soda kue di pasar, itu kan bahan buat bikin kue, masak sih enggak ada toko yang jual satupun?”

Dan akhirnya miskomunikasi sebulan lebih itu terbuka sudah, “ooooh baking soda tuh soda kue, bilang dong dari kemaren, kalo soda kue sih semua toko kue juga banyak yang jual,” ujar si mamah menanggapi. Ckckck, haduh jadi selama ini saya yang salah ngomong, oke fine.

However, thanks to my mom and dad karena sejak kuliah saya sudah dibekali dengan beberapa level kursus Bahasa Inggris. Dan skill ini pastinya sangat berguna buat pekerjaan saya di industri media. Tapi sebagai anak, kadang saya merasa gagal dan sedih, kenapa ilmu bahasa asing ini hanya bisa saya nikmati sendiri? Sementara orangtua saya cuma paham Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Hiks.

Sebenarnya, waktu masih sekolah pun orangtua saya juga tentunya pernah belajar Bahasa Inggris, malah si mamah mengaku waktu SMA sempat belajar Bahasa Perancis. Tapi seiring dengan waktu, kedua orangtua saya mulai melupakan ilmu bahasa mereka itu yang sebenarnya akan lebih berkembang jika terus diasah hingga umur mereka sekarang, ditambah kesibukan pekerjaan mereka mengurus dan menyekolahkan anak-anaknya, jadi semakin tidak berguna saja ilmu bahasa asing itu bagi mereka.

Tapi bagi saya pribadi, ilmu bahasa asing harus terus saya kembangkan di dalam diri saya. Bukan hanya buat pekerjaan, tapi terkadang informasi yang kita butuhkan tidak tersedia dalam bahasa Indonesia. Belum lagi kalau mau nonton film-film box office di TV kabel berlangganan yang sering enggak ada subtitle bahasanya.
Ini memang cuma urusan sepele sih, tapi saya jadi mengerti kalau di rumah saya sebaiknya berusaha sebisa mungkin enggak usah sok-sokan ngomong pakai Bahasa Inggris, yah bahasa ngablak sehari-hari aja lah, hehehe.

*****

No comments:

Post a Comment